Jumat, 04 November 2016

fungsi fungsi manajeman

Fungsi - Fungsi Manajemen dan Contohnya

Fungsi Manajemen terdiri atas 4 fungsi yang utama, yaitu :
  1. Planning ( fungsi perencanaan )
  2. Organizing ( fungsi pengorganisasian )
  3. Directing ( pengarahan )
  4. Controlling ( pengendalian )
Untuk memperoleh hasil secara maksimal, para manajer harus mampu menguasai seluruh fungsi manajemen yang ada.
fungsi manajemen
Fungsi Manajemen

Fungsi Fungsi Manajemen

Fungsi fungsi manajemen menurut para ahli yang satu dengan yang lainnya secara umum memiliki banyak kesamaan. Fungsi manajemen menurut Henry Fayol dan GR Terry menyebutkan ada 4 fungsi yang utama dari sebuah manajemen, Perencanaan - Pengorganisasian - Pengarahan - Pengendalian.

1. Planning (Fungsi Perencanaan)

Planning adalah bagaimana perusahaan menetapkan tujuan yang diinginkan dan kemudian menyusun rencana strategi bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Manajer dalam fungsi perencanaan harus mengkaji dan mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum memutuskan karena ini adalah langkah awal yang bisa berpengaruh secara total dalam perusahaan kedepannya.

Fungsi fungsi manajemen yang lain tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan yang matang.


# Kegiatan Fungsi Perencanaan


Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan
  • Menetapkan arah tujuan dan target bisnis
  • Menyusun strategi untuk mencapai tujuan tersebut
  • Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
  • Menetapkan standar kesuksesan dalam upaya mencapai tujuan

# Pembagian Perencanaan


Perencanaan dari sudut pandang jenjang manajemen bisa dibagi kedalam beberapa jenjang:
  • Top Level Planning (Perencanaan Jenjang Atas)
Perencanaan dalam jenjang ini bersifat strategis.
Jenjang atas ini memberikan petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan keputusan serta memberikan pentunjuk pola penyelesaian dan sifatnya menyeluruh.
Top level planning menekankan tujuan jangka panjang organisasi dan tentu saja menjadi tangung jawab manajemen puncak.
  • Middle Level Planning (Perencanaan Jenjang Menengah)
Jenjang perencanaan menengah sifatnya lebih administratif
Jenjang menengah menyiapkan cara-cara yang akan ditempuh untuk merealisasikan tujuan dari sebuah perencanaan dijalankan.
Tanggung jawab perencanaan middle level berada pada manajemen menengah.
  • Low Level Planning (Perencanaan Jenjang Bawah) 
Perencanaan jenjang bawa lebih fokus terhadap bagaimana cara menghasilkan.
Jenjang bawah ini lebih mengarah kepada kegiatan operasional perusahaan
Manajemen pelaksana adalah pihak yang bertanggung jawab dalam perencanaan jenjang bawa ini 

# Syarat Fungsi Perencanaan


Perencanaan yang baik selayaknya memenuhi beberapa syarat syarat berikut:
  • Mempunyai tujuan yang jelas
  • Sederhana, tidak terlalu sulit dalam menjalankannya
  • Memuat analisis pada pekerjaan yang akan dilakukan
  • Fleksibel, bisa berubah mengikuti perkembangan yang terjadi
  • Mempunyai keseimbangan, tanggung jawab dan tujuan yang selaras pada tiap-tiap bagian
  • Segala sesuatu yang tersedia bisa dipergunakan secara efektif serta berdaya guna

 # Manfaat Fungsi Perencanaan


Beberapa manfaat dari adanya fungsi perencanaan, diantaranya :
  • Bisa membuat pelaksanaan tugas jadi tepat dan kegiatan pada tiap-tiap unit akan lebih terorganisir kearah tujuan yang sama
  • Dapat menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi
  • Memudahkan pengawasan
  • Menjadi pedoman dasar di dalam menjalankan kegiatan

2. Organizing (Fungsi Pengorganisasian)

Organizing (fungsi perencanaan) adalah pengaturan sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang dimiliki agar bisa menjalankan rencana-rencana yang sudah diputuskan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Fungsi pengorganisasian mengelompokkan semua orang, alat, tugas dan wewenang yang ada dijadikan satu kesatuan yang kemudian digerakkan melaksanakan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Pengorganisasian bisa memudahkan manajer untuk mengawasi dan menentukan orang-orang yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas yang telah dibagi-bagi.
Tugas apa yang harus dikerjakan ?

Siapa personil yang akan melakukannya ?

Bagaimana tugasnya dikelompokkan ?

Siapa yang harus bertanggung jawab terhadap tugas tersebut ?
Semua telah ditentukan dalam fungsi organizing manajemen


# Kegiatan Organizing

  • Mengalokasikan sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-tugas serta menetapkan prosedur yang diperlukan
  • Menetapkan struktur perusahaan yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab
  • Merekrut, menyeleksi, dan melakukan pelatihan serta pengembangan tenaga kerja
  • Menempatkan tenaga kerja pada posisi yang pas dan paling tepat.


# Unsur-unsur Organizing

  • Sekelompok orang yang diarahkan untuk bekerja sama
  • Melakukan kegiatan yang sudah ditetapkan
  • Kegiatan  yang diarahkan untuk mencapai tujuan

# Manfaat Organizing

  • Pembagian tugas-tugas bisa sesuai dengan kondisi perusahaan
  • Menciptakan spesialisasi saat menjalankan tugas
  • Personil dalam perusahaan mengetahui tugas apa yang akan dijalankan.

# Fungsi Organizing

  • Pendelegasian wewenang dari manajemen puncak kepada manajemen pelaksana
  • Adanya pembagian tugas yang jelas
  • Mempunyai manajer puncak yang profesional untuk bisa mengkoordinasikan semua kegiatan yang dilakukan

3. Directing (Fungsi Pengarahan)


Directing alias fungsi pengarahan adalah upaya untuk menciptakan suasana kerja dinamis, sehat agar kinerjanya lebih efektif dan efisien.

Beberapa kegiatan pada fungsi pengarahan :

  • Membimbing dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja secara efektif dan efisien.
  • Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
  • Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan

4. Controlling (Fungsi Pengendalian / Pengawasan)

Fungsi pengendalian adalah upaya untuk menilai suatu kinerja yang berpatokan kepada standar yang telah dibuat, juga melakukan perbaikan apabila memang dibutuhkan.

Kegiatan pada fungsi pengendalian misalnya:
  • Mengevaluasi keberhasilan dan target dengan cara mengikuti standar indikator yang sudah ditetapkan
  • Melakukan klarifikasi dan koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan
  • Memberi alternatif solusi yang mungkin bisa mengatasi masalah yang terjadi.

Controlling akan berjalan efektif dengan memperhatikan hal hal berikut :
  • Routing (jalur), manajer menetapkan cara atau jalur supaya bisa dengan mudah mengetahui letak dimana suatu kesalahan sering terjadi.
  • Scheduling (penetapan waktu), Manajer menetapkan kapan semestinya pengawasan harus dijalankan. 
Kadang-kadang, pengawasan yang terjadwal mungkin tidak efisien dalam menemukan suatu kesalahan, dan sebaliknya, sesuatu yang dijalankan secara mendadak malah lebih berguna.
  • Dispatching (perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa suatu perintah pelaksanaan pada pekerjaan. Tujuannya supaya suatu pekerjaan bisa selesai tepat waktu. 
Perintah bisa membuat sebuah pekerjaan bisa terhindar dari kondisi yang terkatung katung, dan pada ujungnya apabila terjadi kesalahan, bisa dengan mudah diidentifikasi siapa yang melakukan kesalahan
  • Follow Up (tindak lanjut), Manajer mencarikan solusi apabila terdapat kesalahan yang ditemukan.
Tindak lanjut bisa dengan memberikan peringatan terhadap pihak yang sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan dan memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tidak akan terulang kembali

Bentuk pengawasan yang baik adalah pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan dan sifat atau karakter dari perusahaan.

Sebuah pengawasan yang baik dilakukan dengan tidak menelan banyak biaya dan bisa menjamin adanya kegiatan perbaikan.

Untuk itu, perusahaan perlu menyiapkan langkah tata pola dan rencana perusahaan sebelum pengawasan dilaksanakan.

SUMBER ;

Jumat, 14 Oktober 2016

proposal

TUGAS MATAKULIAH SOFTSKILL MANAJEMEN PROYEK DAN RESIKO



Disusun Oleh :

CHAILIR SENTOSA           
22114311
3KB01

JURUSAN SISTEM KOMPUTER

GUNADARMA

2016


PROPOSAL PROYEK
"SISTEM ABSEN PINTAR BERBASIS RFID" 


BAB I

PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang 
Teknologi identifikasi di masa sekarang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mulai dari teknologi barcode, teknologi identifikasi gelombang radio (RFID), teknologi identifikasi sidik jari (fingerprint), teknologi biometrik iris mata, dan masih banyak lagi. Salah satu teknologi yang menarik untuk dibicarakan adalah RFID. Radio Frequency Identification (RFID) adalah teknologi identifikasi berbasis gelombang radio. Teknologi ini mampu mengidentifikasi berbagai objek secara simultan tanpa diperlukan kontak langsung.
Karakteristik letak ruangan suatu unit di area perusahaan membuat komunikasi antara pimpinan dan karyawan kurang efektif. Untuk itu perlu dibuat suatu sistem yang dapat mengidentifikasi keberadaan karyawan di ruangan. Sistem identifikasi karyawan dengan memanfaatkan teknologi identifikasi menggunakan RFID di rasa mampu untukmengurangi kekurangan tersebut. Sistem yang dibuat melingkupi aplikasi baca pada tag card, autentikasi data dan update data keberadaan karyawan pada ruangan-ruangan di area perusahaan. 
Berdasarkan hal ini maka penulis menawarkan sebuah solusi yang dapat dijadikan pilihan alternatif untuk mengidentifikasi keberadaan karyawan.
 2. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang diambil untuk judul di atas adalah sebagai berikut : 
  • RFID Reader yang digunakan adalah Long range RFID UHF Reader for access control. 
  • RFID Tags yang digunakan adalah UHF RFID Tags. 
  • Bahasa pemrograman yang digunakan Visual Basic 6.0.
  • Database yang digunakan Microsoft Access.
  • Implementasi alat menggunakan ruangan di unit area perusahaan yang telah terpasang sistem ini.
3. Tujuan 
Tujuan yang ingin dicapai dari pengerjaan proyek akhir ini adalah: 
  • Membuat perancangan dan pembuatan sistem identifikasi karyawan yang automatis dan real time menggunakan RFID untuk diterapkan pada suatu perusahaan.
  • Memudahkan perusahaan untuk mengidentifikasi keberadaan karyawan saat jam kerja di unit yang mereka tempati di area perusahaan.
  • Adanya sistem ini untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan, salah satunyadengan tidak terlalu sering para karyawan keluar masuk kantor pada jam kerja.
  • Bagi Perusahaan mempermudah perusahaan dalam mengidentifikasi keberadaan karyawan serta kedisiplinan karyawan saat jam kerja.
4. Metode Penelitian 
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan tugas ini adalah sebagai berikut;
  • Metode Observasi
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data yang dilakukan secara langsung. 
  • Metode Perancangan Sistem
Metode ini meliputi perancangan sistem aplikasi guna untuk membantu dan mempermudah dalam pembuatan sistem aplikasi.
  • Metode Pembuatan Aplikasi
Metode ini meliputi proses pembuatan aplikasi untuk mengidentifikasi keberadaan karyawan



BAB II
DASAR TEORI
Lahiri (2005) mengungkapkan fungsi RFID: “Radio frequency identification (RFID) technology uses radio waves to automatically identify physical objects (either living beings or inanimate items)”. Lalu, Bhatt dan Glover (2006) menjelaskan definisi: RFID merupakan Sistem Identifikasi yang berfungsi saat suatu perangkat elektronik didekatkan pada benda yang ingin diidentifikasi menggunakan frekuensi radio atau variasi medan magnet. Dari pernyataan Bhatt dan Glover tersebut, dapat dilihat adanya dua komponen utama dalam sistem RFID. Komponen pertama adalah benda elektronik yang didekatkan pada benda yang dikenali. Komponen pertama ini disebut dengan tag atau transponder. Komponen kedua adalah sub-sistem yang membaca tag atau sering disebut dengan reader.
1. Sistem Kerja RFID
Sistem RFID dapat diklasifikasikan sesuai dengan frekuensi radio yang digunakan, jenis modulasi untuk berkomunikasi dan jenis tag yang digunakan dalam sistem. Dalam suatu sistem RFID sederhana, suatu object dilengkapi dengan tag yang kecil dan murah. Tag tersebut berisi transponder dengan suatu chip memori digital yang di dalamnya berisi sebuah kode produk yang sifatnya unik.  Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang berisi transceiver dan decoder, memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag sehingga dia dapat membaca dan menulis data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh reader. Reader akan men-decode data yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh komputer.

Gamabar Blok sistem kerja RFID
2. Komponen Utama Sistem Kerja RFID
Dalam suatu sistem kerja yang mendasar, komponen utama RFID ada tiga, yaitu; Tag (berisi microchip dan transponder), Reader (transceiver dan decoder ) dan sebuah middleware/ aplikasi/ basis data. Ada tiga tipe dari tag, yaitu: tag aktif, semi-pasif dan tag pasif.
  • RFID Reader
Reader, kadang-kadang disebut interogator atau pemindai (scanner), mengirim dan menerima data RF ke dan dari tag melalui antena. Suatu RFID reader mungkin memiliki antena ganda yang bertanggung jawab untuk mengirim dan menerima gelombang radio. Sebuah RFID Reader mempunyai 3 komponen utama yaitu : Control section, High frequency (HF) interface dan antenna.
  • Arsitektur Sistem RFID Reader
Dalam sistem RFID, Reader dan Transponders memiliki sebuah hubungan seperti tuan-budak (master-slave) dimana Reader bertindak sebagai master dan transponder sebagai budak (slave). Namun demikian, RFID Reader sendiri dalam posisi budak juga. Sebuah aplikasi perangkat lunak, atau disebut juga middleware, pemroses data dari RFID reader, bertindak sebagai unit master dan mengirimkan.
perintah ke reader. Reader melakukan operasi membaca atau menulis (read/write) RFID transponder yang berada di daerah interogasi nya. Seperti telah disebutkan sebelumnya, Sebuah RFID Reader mempunyai 3 komponen utama yaitu: Controlsection,High frequency (HF) interface,dan antenna.
Blok Master-slave principle antara Middleware dengan reader, dan antara reader dengan Transponders
Kontrol dari RFID reader melakukan pemrosesan sinyal digital dan prosedur atas data yang diterima dari transponder RFID. Juga, bagian kontrol memungkinkan pembaca untuk berkomunikasi dengan transponder nirkabel dengan melakukan modulasi, prosedur anti collision dan decoding data yang diterima dari transponder. Data ini biasanya digunakan untuk tag menginterogasi (baca) atau untuk memprogram ulang tag (menulis). Bagian ini biasanya terdiri dari sebuah mikroprosesor, sebuah blok memori, beberapa analog converterdigital dan memblokir komunikasi untuk aplikasi perangkat lunak.
  • Transponder atau RFID Tag
Tag RFID adalah device yang dibuat dari rangkaian elektronika dan antena yang terintegrasi di dalam rangkaian tersebut. Rangkaian elektronik dari tag RFID umumnyamemiliki memori sehingga tag ini mempunyai kemampuan untuk menyimpan data. 
Memori pada tag secara dibagi menjadi sel-sel. Beberapa sel menyimpan data Read Only, misalnya serial number yang unik yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. Sel lain pada RFID mungkin juga dapat ditulis dan dibaca secara berulang. Berdasarkan catu daya tag, tag RFID dapat digolongkan menjadi: tag aktif , semi-aktifdan tag pasif.
  • Tag Aktif
Yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari baterai, sehingga akan mengurangi daya yang diperlukan oleh pembaca RFID dan tag dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh. Kelemahan dari tipe tag ini adalah harganya yang mahal dan ukurannya yang lebih besar karena lebih komplek. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh tag RFID maka rangkaiannya akan semakin komplek dan ukurannyaakan semakin besar.
  • Tag Semi-Pasif
Tag semi-pasif adalah sebuah transponder yang memantulkan energi RF kembali kepada reader seperti pada tag pasif, tetapi juga memiliki sumber daya onboard untuk menjalankan rangkaian chip. Hal ini memungkinkan untuk membaca lagi jangkauan dan kemampuan tidak hanya untuk menentukan lokasi item, seperti tag aktif.
  • Tag Pasif
Yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID. Rangkaiannya lebih sederhana, harganya jauh lebih murah, ukurannya kecil, dan lebih ringan. Kelemahannya adalah tag hanya dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca RFID harus menyediakan daya tambahan untuktag RFID
  • Frekuensi Kerja Tag RFID
Frekuensi Kerja (Operating Frequency) adalah frekuensi gelombang elektromagnetik yang yang digunakan tag untuk berkomunikasi atau untuk mengambil daya. Spektrum elektromagnet dimana RFID bekerja dibagi menjadi low frequency(LF), high frequency(HF), ultra-high frequency(UHF), dan microwave.
http://elektronika-dasar.web.id/wp-content/uploads/2012/08/Alokasi-Frekuensi-Kerja-RFID-Radio-Frequency-Identification.gif
Dari gambar Electromagnetic Spectrum diatas dapat dilihat bahwa frekuensi kerja RFID seperti berikut;
Band LF (Low Frequncy), Frekuensi kerja RFID pada bang LF ini terletak pada rang frekuensi 125 KHz – 134 KHz. RFID dengan frekuensi kerja pada band LF dengan range frekuensi tersebut sering digunakan untuk keperluan penelitian tracking binatang dan tracking pengiriman suatu aset. Band HF (High Frequency), Frekuensi kerja RFID pada band HF terletak pada frekuensi 13,56 MHz. RFID dengan frekuensi kerja 13,56 ini digunakan di mana media data rate (TAG RFID) dan pembaca RFID (RFID Reader) berjarak sekitar 1,5 meter. RFID dengan frekuensi ini juga memiliki keuntungan karena tidak mengalami gangguan dari keberadaan air atau logam. Band UHF (Ultra High-Frequency), Range frekuensi RFID pada band UHF terletak pada range frekuensi 850 MHz – 950 MHz dan 2,4 GHz. RFID dengan frekuensi kerja pada band ISM UHF ini memiliki kecepatan pembacaan yang tinggi.

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/alokasi-frekuensi-kerja-rfid-radio-frequency-identification/
Copyright © Elektronika Dasar
Band LF (Low Frequncy), Frekuensi kerja RFID pada bang LF ini terletak pada rang frekuensi 125 KHz – 134 KHz. RFID dengan frekuensi kerja pada band LF dengan range frekuensi tersebut sering digunakan untuk keperluan penelitian tracking binatang dan tracking pengiriman suatu aset. 
Band HF (High Frequency), Frekuensi kerja RFID pada band HF terletak pada frekuensi 13,56 MHz. RFID dengan frekuensi kerja 13,56 ini digunakan di mana media data rate (TAG RFID) dan pembaca RFID (RFID Reader) berjarak sekitar 1,5 meter. RFID dengan frekuensi ini juga memiliki keuntungan karena tidak mengalami gangguan dari keberadaan air atau logam. 
Band UHF (Ultra High-Frequency), Range frekuensi RFID pada band UHF terletak pada range frekuensi 850 MHz – 950 MHz dan 2,4 GHz. RFID dengan frekuensi kerja pada band ISM UHF ini memiliki kecepatan pembacaan yang tinggi.
  • Regulasi RFID
Setiap Negara mempunyai Standard Regulasi Frekuensi, yaitu pengaturan atau standarisasi dari band frekuensi dan power transmisi yang (boleh) dipakai untuk suatu teknologi / peralatan. Pengaturan ini dilakukan untuk menghindari atau mengurangi aspek interferensi maupun gangguan dari suatu peralatan pada peralatan lainnya, dengan obyektif untuk melindungi kepentingan umum atau pengguna peralatan berbasis Radio Frequency lainnya.
Regulasi Frekuensi ini terutama difokuskan pada band frekuensi yang secara teknis memang sensitif terhadap gangguan / interferensi tersebut, yaitu band UHF. Dengan teknologi berbasis Radio Frequency, peralatan RFID juga menjadi obyek pengaturan tersebut. Ada 4 range frekuensi dari peralatan RFID :
1. LF : 125 134 Khz 
2. HF : 13.56 Mhz 
3. UHF : 868 956 Mhz 
4. Microwave : 2.45 GHz
Standard Regulasi yang berlaku untuk peralatan RFID juga hanya untuk sistim UHF. Untuk peralatan RFID yang berbasis LF, HF dan Microwave tidak diberlakukan ketentuan khusus. Regulasi RFID UHF di beberapa negara yang di pakai sebagai EPCglobal Standard :
  • Microsoft Access
Microsoft Access merupakan salah satu program manajemen database (DBMS) yang dibuat oleh Microsoft. Didalam Microsoft Access banyak terdapat fasilitas untuk membuat table, query, form, report, pages, modules, dan macro. Table merupakan kumpulan yang tersusun menurut aturan tertentu, query merupakan sarana untuk mengatur data yang disimpan dalam bentuk tabel, sehingga data tertentu yang akan dimunculkan dalam tabel. Form merupakan window untuk menampilkan record dalan bentuk lain, didalamnya kita bisa menambahkan unsur lain seperti kontrol, gambar, danlain-lain. 
Report merupakan laporan tertulis dari hasil pekerjaan, baik tertulis secara soft report (pada layar monitor) maupun hard report (pada kertas). Macro merupakan perintah yang mewakili sekumpulan perintah lain atau serangkaian aksi yang terprogram sesuai kebutuhan. Selain dari itu Microsoft Access menyediakan driver untuk dapat diakses oleh pengembang untuk membuat aplikasi program. Microsoft Access cukup handal digunakan sebagai tempat penyimpanan data, karena Microsoft Access mampu menampung data dalam jumlah banyak dan memiliki tampilan grafis yang mudah dipelajari.
  • Microsoft Visual Basic 6.0
Pengolahan database diperlukan sebuah bahasa pemrograman yang mampu mengolah data yang ada didalamnya. Program merupakan sekumpulan instruksi atau perintah yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Instruksi atau perintah yang dimasukan kedalam komputer sering dinamakan bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman merupak bahasa komputer yang digunakan dalam menulis program untuk menghasilkan suatu program aplikasi. Program aplikasi adalah software yang menentukan bagaimana sumber daya digunakan untuk menyelesaikan masalah user. 
Microsoft Visual Basic 6.0 adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang berbasis grafis (GUI – Grphical User Interface) dan memungkinkan para pengembang atau programer untuk membuat aplikasi yang berbasis Windows dengan lebih mudah. Visual Basic 6.0 merupakan event – driven programming artinya program menunggu sampai adanya respon dari peakai berupa event atau kejadian tertentu (tombol klik, menu dipilih, dan lain-lain). Ketika event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (prosedur) akan dijalankan. 
Pemrograman Visual Basic 6.0 adalah salah satu pemrograman yang memungkinkan para programer untuk membuat sebuah aplikasi yang berbasis Windows dengan sangat mudah. Salah satu yang mambuat Visual Basic 6.0 banyak digunakan adalah karena adanya fasilitas editor yang serba fungsi. Fasilitas itu adalah Integrated Developent Enviroment (IDE) yang memberikan kemudahan dalam mengelola sumber program dan menyediakan apa yang dibutuhkan programer seperti membuat aplikasi, menulis kode, mencoba eksekusi program, dan mengkompilasi kode program hingga menjadi file exe.
BAB III
PRINSIP KERJA
 
Gambar blok perancanaan sistem
RFID Reader diposisikan dalam keadaan standby. RFID reader akan aktif apabila sebuah RFID tag berada pada radius medan elektromagnet RFID reader. RFID reader akan menerima kode unik yang terdapat di dalam RFID tag yang ditransmisikan melalui sinyal radio (RF). Setelah data diterima, sistem akan mengirim data tersebut ke komputer server. Untuk setiap ruangan unit kerja disuatu perusahaan masing-masing terpasang RFID reader. Setiap karyawan memiliki kartu tag yang sudah terdapat kode sesuai unit kerja masing-masing. Data yang masuk diolah dan dibandingkan apakah karyawan yang berada di unit kerja tersebut merupakan anggota di unit tersebut atau karyawan dari unit kerja lain. Kemudian akan ditampilkan daftar karyawan yang berada di ruang tersebut baik anggota maupun karyawan dari unit lain, selain itu juga akan terlihat waktu dan tempat dimana seorang karyawan itu berada pada saat itu.


BAB IV
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
Tugas ini diprediksikan membutuhkan sejumlah perangkat dengan biaya sebesar :

No.
Nama Perangkat
Harga
Jumlah
Total
1.
RFID Reader
Rp. 4.200.000,00
2
Rp. 8.400.000,00
2.
RFID Tag
Rp. 30.000,00
20
RP. 600.000,00
3.
Lain – lain
Rp. 500.000,00

Rp. 500.000,00
TOTAL
Rp. 9.500.000,00



BAB V
RANCANGAN KEGIATAN

Kegiatan
Bulan
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
1.      Persiapan
-          Survey Lokasi
-          Study Pustaka
-          Survey harga bahan







2.      Perancangan alat







3.      Pembuatan alat







4.      Pengujian alat







5.      Penyusunan laporan







6.      Aplikasi lapangan










BAB VI
PENUTUP
Demikian Proposal Proyek  yang berjudul “SISTEM ABSEN PINTAR BERBASIS RFID”, ini kami susun berdasarkan hal yang sesungguhnya agar dapat dipertimbangkan dengan baik.Besar harapan kami agar proposal ini dapat disetujui



DAFTAR PUSTAKA 
http://www.sensorsmag.com/networking-communications/asset-tracking/designing-
systems-combine-hf-rfid-with-sensors-7891 [diakses, 21 Oktober 2011]
http://eprints.undip.ac.id/20851/1/Jurnal_scenda.pdf [diakses, 25 Oktober 2011]
http://www.ristinet.com/ index.php?lang=&ch=8&n=-369&page=6 [diakses, 25
Oktober 2011]
Band LF (Low Frequncy), Frekuensi kerja RFID pada bang LF ini terletak pada rang frekuensi 125 KHz – 134 KHz. RFID dengan frekuensi kerja pada band LF dengan range frekuensi tersebut sering digunakan untuk keperluan penelitian tracking binatang dan tracking pengiriman suatu aset. Band HF (High Frequency), Frekuensi kerja RFID pada band HF terletak pada frekuensi 13,56 MHz. RFID dengan frekuensi kerja 13,56 ini digunakan di mana media data rate (TAG RFID) dan pembaca RFID (RFID Reader) berjarak sekitar 1,5 meter. RFID dengan frekuensi ini juga memiliki keuntungan karena tidak mengalami gangguan dari keberadaan air atau logam. Band UHF (Ultra High-Frequency), Range frekuensi RFID pada band UHF terletak pada range frekuensi 850 MHz – 950 MHz dan 2,4 GHz. RFID dengan frekuensi kerja pada band ISM UHF ini memiliki kecepatan pembacaan yang tinggi.

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/alokasi-frekuensi-kerja-rfid-radio-frequency-identification/
Copyright © Elektronika Dasar